Sunday, November 05, 2006
SD MASEHI : Ada Apa Denganmu?
Di era sebelum tahun 1980-an, di Tanah Karo khususnya Kabanjahe ada dua sekolah swasta memiliki reputasi akademik yang menggembirakan. Satu sekolah Masehi dan yang lain lagi milik Katolik. Sekolah Masehi bahkan juga telah dikenal luas bukan saja di lingkungan GBKP, tetapi warga lain yang berdomisili di sana banyak menempuh studi di sekolah ini. Bahkan Letjen (Purn) Arifin Tarigan merupakan salah satu dari alumni sekolah ini. Dan tentu masih banyak rangkaian panjang prestasi dari alumni sekolah yang kini dikelola oleh runggun GBKP Kabanjahe Kota ini. SD Masehi dahulunya telah memiliki empat cabang dan mengelola pendidikan dari jenjang SD hingga ke SMA. Sekolah ini selain memiliki lokasi yang strategis juga memiliki fungsi yang cukup penting guna perkembangan pendidikan masyarakat Karo dan gereja GBKP khususnya. Julianus Liembeng, salah seorang anggota milis yang kebetulan mengajar di Universitas Pelita Harapan, menyebutkan bahwa sekolah Kristen harus unik dan menjadi God Center, katanya mengutip James T. Riady pemilik UPH. God Center artinya, apapun yang menjadi aktivitas sekolah ini kelak akan menjadi kemuliaan Tuhan.
Sebenarnya diskusi ini telah berlangsung lama di milis gbkp@yahoogroups.com. Awalnya, Henndy Ginting seorang dosen di UK Maranatha, Bandung melemparkan tulisan mengenai SD Masehi di Kabanjahe yang semakin terpuruk. Ide terus berkembang menjadi bagaimana me-revitalisasi sekolah tersebut. Haryanto B. Tarigan (Taiwan), Pt. GM Tarigan (alumni Masehi, Jakarta), Dolata Ginting juga dari Pelita Harapan, Simson Ginting (Austria), Christina Ginting (Jerman), Rosalina Purba (Swedia), Nuah P. Tarigan (Bekasi), Juspri Ginting (Philips, Jakarta) serta masih banyak lagi yang memberikan sumbang saran.
Saat ini yang cukup memprihatinkan para netter di milis gbkp adalah merusotnya prestasi yang pernah dimiliki sekolah ini. Sekarang sekolah ini hanya tinggal mengelola SD dan memiliki sekitar 70 orang siswa dengan tiga orang guru tetap dan beberapa orang tenaga honorer dengan gaji Rp 300.000 per bulannya. Untuk itu, beberapa alumni dan simpatisan telah urun-rembug untuk mengembalikan citranya semula yang gemilang. Beberapa orang telah memberikan komitmen untuk memberikan bantuan, baik secara finansial maupun keahlian yang dimiliki masing-masing anggota milis.
Salah satu langkah telah diambil adalah mengkaji hal-hal yang diperlukan untuk mengembalikan citra sekolah ini. Tepat pada 14 Oktober 2006 yang lalu beberapa anggota milis telah bertemu di Kantor Sora Mido, Jatiwaringin guna menindak lanjuti langkah-langkah yang akan ditempuh. Henndy Ginting, Dolata Ginting dan Martin Peranginangin telah membuat satu format mengenai visi dan misi, strategi serta langkah-langkah yang akan di lakukan untuk enam tahun ke depan guna kembali mengangkat citra sekolah ini. Mengapa enam tahun? Karena setelah enam tahun, maka akan ada alumni SD ini pasca bantuan ini. Kita nantikan bagaimana progres berikutnya...(Red)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment